Ticker

6/recent/ticker-posts

OM SWASTIASTU

SELAMAT DATANG DI BLOG JULDWIPAESCMART

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

 

TERIMAKASIH SUDAH MANGUNJUNGI BLOG JULDWIPAESCMART, JULDWIPAESCMART TEMPAT BERBAGI MATERI BAHASA BALI SERTA BERBAGAI INFORMASI FOREX , MODEL/STRATEGI PEMBELAJARAN, KARYA ILMIAH,TIPS, APLIKASI SERTA PENGALAMAN HIDUP PENULIS.

Model pembelajaran pbl



PENGERTIAN

  • Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.
  • Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan sistemik untuk memecahkan masalah/menghadapi tantangan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

 

KONSEP

  •  Problem based learning merupakan sebuah  model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam  pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
  • Pembelajaran ini menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk  mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan mendorong peserta didik memiliki rasa ingin tahu pada pembelajaran itu.

 

STRATEGI  PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

 

  1. Permasalahan sebagai kajian.
  2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
  3. Permasalahan sebagai contoh
  4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
  5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik

PERAN GURU, PESERTA DIDIK, MASALAH DALAM PROBLEM BASED LEARNING

GURU SEBAGAI PELATIH

PESERTA DIDIK SEBAGAI  PEMECAH MASALAH

MASALAH SEBAGAI AWAL TANTANGAN DAN MOTIVASI

       Asking about thinking (bertanya  tentang pemikiran)

      memonitor pembelajaran

      probbing ( menantang peserta didik untuk berfikir )

      menjaga agar peserta didik terlibat

      mengatur dinamika kelompok

      menjaga berlangsungnya proses

     peserta yang aktif

     terlibat langsung dalam

    Pembelajaran

     membangun

    pembelajaran

     menarik untuk

    dipecahkan

    menyediakan

    kebutuhan yang ada

    hubungannya

   dengan pelajaran

   yang dipelajari

 

TUJUAN & HASIL PROBLEM BASED LEARNING

  1. Keterampilan berpikir & keterampilan memecahkan masalah à untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
  2. Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis masalah menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas praksis yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan : (a) mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas; (b)  memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong peserta didik secara bertahap memiliki peran dari yang diamatinya; (c) melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, shg dapat menjelaskan fenomena dunia nyata.
  3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning).

Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh di bawah bimbingan guru.

 

PROBLEM BASED LEARNING MENGACU PADA HAL-HAL BERIKUT:

1) menekankan pertanggungjawaban dari peserta didik.

2) kegiatan peserta didik difokuskan pada situasi sebenarnya.

3) menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik untuk menemukan jawaban relevan, shg terjadi pembelajaran yang mandiri.

4) mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman (diskusi, presentasi, dan evaluasi) peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga.

5) tidak hanya mengembangkan keterampilan dan pengetahuan saja, tetapi juga berpengaruh pada pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.

6) difokuskan pada permasalahan yang memicu peserta didik menyelesaikan permasalahan melalui konsep, prinsip, dan ilmu pengetahuan yang sesuai.

7)  proyek disesuaikan pengetahuan peserta didik.

8)  proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.

 

KELEBIHAN PROBLEM BASED LEARNING

1)      Akan terjadi pembelajaran  bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.

2)      Peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.

3)      Model ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

 

Langkah-langkah operasional dalam Proses Pembelajaran

1.      Konsep Dasar (Basic Concept)

Fasilitator  memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran.

 

2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)

 Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat.

 

3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

  Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

4.  Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)

      Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan  pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.

5. Penilaian (Assessment)

  Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

  Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

 

                Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul. Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.

 

Contoh Penerapan

   Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.

     Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.

Tahapan-Tahapan Model Problem Based Learning

FASE-FASE

PERILAKU GURU

Fase 1

Orientasi peserta didik kepada masalah

·      Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan

·      Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih

Fase 2

Mengorganisasikan peserta didik

Membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Fase 3

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Fase 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman

Fase 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja

 

Sistem Penilaian

  • Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
  • Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
  • Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
  • Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
  • Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya

 

SUMBER :  PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MEMBACA

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MEMBACA