TERIMAKASIH SUDAH MANGUNJUNGI BLOG JULDWIPAESCMART,
JULDWIPAESCMART TEMPAT BERBAGI MATERI BAHASA BALI SERTA BERBAGAI INFORMASI FOREX
, MODEL/STRATEGI PEMBELAJARAN, KARYA ILMIAH,TIPS, APLIKASI SERTA
PENGALAMAN HIDUP PENULIS.
Model pembelajaran pbl |
PENGERTIAN
- Problem Based Learning :
model pembelajaran yang
dirancang agar peserta didik
mendapat pengetahuan yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah,
dan
memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi
dalam tim.
- Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan sistemik untuk memecahkan masalah/menghadapi tantangan yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
KONSEP
- Problem
based learning merupakan
sebuah model pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Dalam pembelajaran ini,
peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real
world).
- Pembelajaran ini
menantang peserta didik
untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia
nyata. Masalah yang diberikan mendorong peserta didik memiliki
rasa ingin tahu pada pembelajaran itu.
STRATEGI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
- Permasalahan sebagai kajian.
- Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
- Permasalahan sebagai contoh
- Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari proses
- Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik
PERAN GURU, PESERTA DIDIK, MASALAH
DALAM PROBLEM BASED LEARNING
GURU SEBAGAI PELATIH |
PESERTA
DIDIK SEBAGAI PEMECAH MASALAH |
MASALAH
SEBAGAI AWAL TANTANGAN DAN MOTIVASI |
•
Asking about
thinking (bertanya tentang pemikiran) •
memonitor pembelajaran •
probbing ( menantang peserta didik untuk berfikir ) •
menjaga agar peserta didik terlibat •
mengatur dinamika kelompok •
menjaga berlangsungnya proses |
•
peserta yang aktif •
terlibat langsung
dalam Pembelajaran •
membangun pembelajaran |
• menarik untuk
dipecahkan • menyediakan
kebutuhan yang ada
hubungannya
dengan pelajaran
yang dipelajari |
TUJUAN & HASIL PROBLEM BASED
LEARNING
- Keterampilan
berpikir & keterampilan memecahkan masalah à untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
- Pemodelan
peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis masalah menjembatani gap
antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas praksis yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas
mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan : (a) mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas;
(b) memiliki elemen-elemen magang.
Hal ini mendorong peserta didik secara bertahap memiliki peran dari
yang diamatinya; (c) melibatkan
peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, shg dapat menjelaskan
fenomena dunia nyata.
- Belajar
Pengarahan Sendiri (self directed learning).
Pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa
yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh di bawah
bimbingan guru.
PROBLEM BASED LEARNING MENGACU PADA
HAL-HAL BERIKUT:
1) menekankan
pertanggungjawaban dari peserta didik.
2) kegiatan
peserta didik difokuskan pada situasi sebenarnya.
3) menumbuhkan
rasa ingin tahu peserta didik untuk menemukan jawaban relevan, shg
terjadi pembelajaran yang mandiri.
4) mendorong
kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman (diskusi, presentasi, dan evaluasi)
peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga.
5) tidak hanya
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan saja, tetapi juga berpengaruh pada
pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.
6) difokuskan
pada permasalahan yang memicu peserta didik menyelesaikan permasalahan melalui
konsep, prinsip, dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
7) proyek
disesuaikan pengetahuan peserta didik.
8) proyek
menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.
KELEBIHAN
PROBLEM BASED LEARNING
1)
Akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar
memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat
semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep
diterapkan.
2)
Peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
3)
Model ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk
belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Langkah-langkah operasional dalam Proses Pembelajaran
1.
Konsep Dasar (Basic
Concept)
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi,
atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer
pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan
pembelajaran.
2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini
fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan
berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan
pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga
dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat.
3.
Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang
diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di
perpustakaan, halaman web,
atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1)
agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan
dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi
dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi
tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
4. Pertukaran
Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah
mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman
materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan
berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi
capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai
kelompok dan fasilitatornya.
5. Penilaian (Assessment)
Penilaian
dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan
(skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan
pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian
akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan
laporan.
Penilaian
terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
Sebelum
memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu
diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta
didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul. Setelah itu tugas guru
adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah
yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya,
membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.
Contoh
Penerapan
Memanfaatkan
lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan
penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik,
antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang
diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar
diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung
tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas
belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan
standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.
Tahapan-Tahapan Model Problem Based Learning
FASE-FASE |
PERILAKU GURU |
Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah |
·
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yg dibutuhkan ·
Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
dalam pemecahan masalah yang dipilih |
Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik |
Membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut |
Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok |
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah |
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya |
Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman |
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah |
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja |
Sistem
Penilaian
- Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap
penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS),
kuis, PR, dokumen, dan laporan.
- Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu
pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan
perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap
dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan
partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran
dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan
oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
- Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic
assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan
kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis
untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka
pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL
dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
- Self-assessment. Penilaian
yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan
hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai
(standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
- Peer-assessment. Penilaian
di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan
hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh
teman dalam kelompoknya
SUMBER : PELATIHAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
0 Komentar