Ticker

6/recent/ticker-posts

OM SWASTIASTU

SELAMAT DATANG DI BLOG JULDWIPAESCMART

Garuda Membebaskan Keluarganya dari Perbudakan

 


Hiduplah seorang Rsi bernama Kasyapa. Ia memiliki dua istri yaitu Kadru dan

Winata. Meski keduanya bersaudara, mereka saling cemburu. Rsi Kasyapa merasa

senang atas pelayanan kedua istrinya, lalu berniat akan memberi "hadiah"

kepada keduanya. "Mintalah sesuatu dariku" kata Rsi Kasyapa. Kadru menjawab

"Anugrahilah aku ribuan anak laki-laki yang berani dan bersinar". Kemudian Rsi

Kasyapa memberinya anugerah. Mendengar hal ini, Winata menjadi cemburu dan

berkata, "Anugerahilah aku anak laki-laki yang lebih berani dan lebih cemerlang

daripada anak-anak saudara perempuanku." Kasyapa pun memberinya anugerah.

Beberapa waktu kemudian Kadru melahirkan seribu ular. Winata melahirkan 2

telur besar. Winata menunggu telur itu menetas. Namun, setelah lima ratus tahun,

kedua telur itu belum juga menetas, Winata menjadi tidak sabar. Ia memecahkan

salah satu telur, sehingga lahirlah burung yang belum sempurna. Burung tersebut

menjadi marah dan mengutuk Winata karena ketidaksabarannya. Ia mengatakan

bahwa Winata akan menjadi budak dan setelah lima ratus tahun lamanya,

saudara laki-lakinya akan keluar dari telur kedua dan akan membebaskannya dari

perbudakan.

Suatu hari Winata dan Kadru sedang bertengkar. Winata berkata bahwa

kuda Dewa Uchaishrava sepenuhnya berwarna putih. Kadru mengatakan bahwa

tubuhnya berwarna putih tetapi ekornya berwarna hitam. Mereka memutuskan

untuk bertaruh pada masalah ini, siapa pun yang kalah akan menjadi budak. Kadru

tahu bahwa ekor kuda itu putih dan dia akan kalah bertaruh, sehingga dia meminta

putranya untuk pergi dan melilit pada ekor kuda tersebut sehingga tampak hitam.

Tetapi ular tidak mau menjadi bagian dari pertaruhan ini. Kadru sangat marah atas

ketidaktaatan anak-anaknya dan mengutuk mereka semua akan mati dalam

Yājña.

api

Suatu hari Kasyapa bersama putranya, pergi menemui Brahmā untuk meminta

bantuan agar ular-ular tersebut dapat dibebaskan dari kutukan Ibunya. Brahma

berkata, "Ular itu berbisa dan jahat sehingga mereka layak mati." Mendengar

perkataan dari Brahmā, Rsi Kasyapa tetap memohon anugrah, akhirnya Brahma

mengabulkan permohonannya dan mengatakan bahwa ular yang baik akan bertahan

hidup. Sementara itu, ular-ular yang ketakutan setelah mendengar kutukan ibunya

memutuskan untuk mengikuti perintah ibunya. Mereka pergi dan melilit di sekitar

ekor kuda dan membuatnya tampak hitam. Winata kalah taruhan dan menjadi

budak Kadru.

Setelah lima ratus tahun, seekor burung besar bernama Garuda muncul dari

telur kedua. Burung ini kuat dan bersinar terang. Dia bahkan lebih terang dari api

dan cahayanya menyilaukan semua orang. Namun seperti ibunya, ia juga harus

menjadi budak Kadru dan anak-anaknya.

Suatu hari, Kadru memerintahkan Garuda untuk mencarikan pulau untuknya

punggungnya dan

dan putra-putranya. Garuda terbang bersama mereka di

menemukan pulau yang indah di tengah lautan. Namun, Kadru dan ular tidak

menyukai pulau itu. Mereka meminta Garuda untuk membawa mereka ke pulau

lain. Garuda kemudian membawa mereka ke pulau lainnya. Tugas ini adalah salah

satu dari sekian banyak tugas yang harus dikerjakannya selama menjadi budak.

Garuda merasa muak menjadi pelayan ibu tiri dan saudara tirinya. Dia bertanya

kepada ibunya, "Mengapa kita hidup seperti budak?" Winata memberitahunya

tentang taruhan itu dan bagaimana dia menjadi budak Kadru. Setelah mendengar

cerita tersebut, Garuda bertanya kepada ular-ular itu, "Saya ingin membebaskan

diri saya dan ibu saya dari belenggu kalian. Apa yang harus saya lakukan agar

kalian membebaskan kami dari perbudakan ini??" Ular-ular itu menjawab, "Kami

ingin kamu membawakan Amrta untuk kami sehingga kami dapat hidup abadi.

Maka kamu dan ibumu akan bebas."

Garuda memutuskan mencari Amrta tersebut. Ia pergi ke surga dan bertarung

dengan para Dewa yang menjaga Amrta tersebut. Dewa Indra, Raja para Dewa

memimpin Para Dewa untuk bertarung melawan Garuda. Garuda yang perkasa,

melukai mereka dengan cakar dan paruhnya. Setelah membunuh sejumlah besar

prajurit, dia akhirnya mendekati tempat Amrta berada. Garuda melihat Amrta yang

dikelilingi oleh api yang sangat besar. Garuda membuka mulutnya yang besar dan

menelan banyak air sungai dan kemudian memadamkan apinya dengan mudah.

Dengan kecepatan tinggi ia mengambil Amrta tersebut.

Dewa Indra melihat Amrta itu telah dicuri, dia melepaskan senjata ampuh

Wajrayudha ke arah Garuda. Namun Garuda tetap kuat dan bertahan. Ia hanya

melepaskan satu bulu dan melanjutkan perjalanannya kembali tanpa rasa takut.

Meskipun memiliki Amrta, dia tidak meminumnya, ia tidak memikirkan dirinya.

Ia hanya memikirkan untuk memenuhi janjinya kepada saudara-saudaranya dan

membebaskan ibunya dari perbudakan. Garuda membawa Amrta dan memanggil

saudara-saudaranya. Ia meletakkan Amrta di atas rumput ilalang tepat di depan

saudara-saudaranya. Garuda telah menunaikan tugasnya dan menagih janji

saudaranya untuk membebaskan ibunya dari perbudakan. Para ular itu langsung

setuju dan mulai bergerak mendekati tirta Amrta. Garuda menghentikan mereka

dan meminta mereka untuk mandi terlebih dahulu sebelum meminumnya. Garuda

kembali menemui ibunya, sementara ular pergi ke sungai untuk menyucikan

diri. Dewa Indra datang dan mengambil kembali Amrta tersebut. Setelah selesai

menyucikan diri ular kembali untuk mengambil Amrta, namun Amrta telah hilang

dan tersisa tumpahan tirta Amrta pada rumput ilalang, sejak saat itu rumput

ilalang menjadi tanaman yang disucikan. Kemudian ular menjilat rumput tersebut

sehingga lidahnya terbelah menjadi dua bagian.

Posting Komentar

0 Komentar

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MEMBACA

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MEMBACA