TERIMAKASIH SUDAH MANGUNJUNGI BLOG JULDWIPAESCMART,
JULDWIPAESCMART TEMPAT BERBAGI MATERI BAHASA BALI SERTA BERBAGAI INFORMASI FOREX , MODEL/STRATEGI PEMBELAJARAN, KARYA
ILMIAH,TIPS, APLIKASI SERTA
PENGALAMAN HIDUP PENULIS.
SRATEGI PEMBELAJARAAN KOOPERATIF
Cooperatif Learning atau belajar kooperatif merupakan suatu pendekatan dalam proses
pembelajaran yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama kelompok. Falsafah yang
mendasari model pembelajaran kooperatif dalam pendidikan adalah falsafah homo
homini socius, bahwa setiap manusia membutuhkan orang lain, dengan kata
lain manusia akan selalu bergotong royong/bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi
kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada individu, keluarga,
organisasi ataupun sekolah.(Lie, 2002).
Bila dilihat lebih jauh,
pembelajaran kooperatif ini bermuara pada teori belajar yang dikemukakan oleh
Brunner dimana teori belajar ini lebih dikenal dengan teori belajar bermakna.
Menurut Brunner (Ratna, 1988) ada dua asumsi belajar. Asumsi pertama bahwa perolehan
pengetahuan merupakan suatu proses interaktif. Brunner yakin bahwa orang yang
belajar beriteraksi dengan lingkungannya secara aktif, akan merubah dirinya dan
lingkungannya. Asumsi kedua bahwa orang yang mengkontruksi pengetahuannya
dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang
diperoleh sebelumnya.
Dari pernyataan Brunner ini,
dapat dipahami bahwa belajar tidaklah hanya berlaku secara individual, tetapi
dapat dilakukan secara berinteraksi dengan lingkungan. Dan dalam hal ini
termasuk belajar secara kerjasama atau kelompok. Dan bahwa setiap individu
telah memiliki pengetahuan atau informasi awal terhadap sesuatu materi dan akan
dihubungkannya pada pengetahuan baru. Dengan demikian belajar menurut Brunner
ini lebih menekankan pada partisipasi setiap individu untuk secara aktif dalam
pembelajaran, sehingga belajar tersebut akan selalu bermakna, dan akan
berpengaruh pada perubahan dirinya sendiri serta lingkungannya.
Lie (2002) mengemukakan ada
empat dasar pokok pemikiran dalam pembelajaran kooperatif yaitu: (1)
Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa. (2) Siswa
membangun pengetahuan secara aktif. Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan terhadap siswa. Siswa tidak
menerima pengetahuan dari guru atau
kurikulum secara pasif. (3) Pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi
dan kemampuan siswa. Kegiatan belajar mengajar harus lebih menekankan proses
daripada hasil. Setiap orang pasti mempunyai potensi. Paradigma lama
mengklasifikasikan siswa dalam kategori prestasi belajar seperti dalam
penilaian ranking dan hasil-hasil tes. Paradigma lama ini menganggapkan
kemampuan sebagai sesuatu yang sudah mapan dan tidak dipengaruhi oleh usaha dan
pendidikan. Paradigma baru mengembangkan kompetensi dan potensi siswa
berdasarkan asumsi bahwa usaha dan pendidikan bisa meningkatkan kemampuan
mereka. (4) Pendidikan adalah interaksi pribadi diantara para siswa dan
interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial
yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antarpribadi. Belajar adalah suatu
proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing
orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan
bersama Dalam perkembangan selanjutnya teori belajar ini banyak digunakan dalam
pembelajaran, termasuk pembelajaran kooperatif. Beberapa pengertian dan
penjelasan dari beberapa ahli dan
pengembang pendidikan akan dimukakan dalam
kutipan berikut ini.
Cooper et al (1990) dikutip
Dunne (1990) menyatakan cooperative
learning is a struktureed, Systematic instructional strategy in which small
group work together to produc (belajar bekerja sama dalam kelompok kecil
untuk memperoleh hasil belajar merupakan suatu strategi pembelajaran yang
sistematis dalam meningkatkan aktivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan
dari setiap strategi pembelajaran, sehingga dapat membantu terlaksananya suatu
proses pembelajaran yang menarik dan penuh rasa kebersamaan guna mencapai hasil
belajar yang lebih baik dari sebelumnya).
Slavin yang dikutip oleh
Gole dan Chan (1990) menyatakan cooperative
learning mengacu kepada sekumpulan prosedur perintah dimana siswa yang
mempunyai kemampuan berbeda digabung dalam kelompok belajar untuk mencapai
beberapa tujuan belajar yang umum. Proses pembelajaran dengan strategi cooperative mampu merangsang dan
menggugah potensi siswa secara optimal dalam suasana belajar pada kelompok
kecil yang bervariasi kemampuan dan tingkat pemahamannya.
Menurut Rasyid (2004), Cooperative learning dapat dilihat sebagai
suatu model pembelajaran dalam situasi tertentu yang menekankan aktifitas dalam
belajar kelompok kecil. Strategi pembelajaran ini memanfaatkan bantuan siswa
lain untuk meningkatkan pemahaman dan penguasan bahan pelajaran karena ada
kalanya siswa lebih memahami informasi yang disampaikan oleh temannya daripada
gurunya serta bahasa yang digunakan oleh siswa lebih mudah dipahami oleh siswa
lainnya. Anggota kelompok kecil dalam mempelajari materi pelajaran dan
mengerjakan tugas, bertanggung jawab atas keberhasilan dari kelompoknya. Rasyid
berpendapat bahwa strategi pembelajaran yang optimal adalah apabila guru
mengkondisikan siswa untuk bekerjasama sengan siswa yang lainnya.
Ermawati (1999) mengemukakan
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mempersyaratkan siswa
terbagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan struktur tugas kognitif dan sosial
serta struktur tujuan dan penghargaan yang mengacu pada tingkat koperasi dan
kompetisi yang diinginkan. Ibrahim
(2000) mengemukakan bahwa anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau
perangkat pembelajaran untuk menuntaskan materi pelajaran dan kemudian saling
membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi. Dari
pendapat Ermawati dan Ibrahim jelas bahwa pembelajaran kooperatif ini ialah pembelajaran yang dilakukan dengan
cara membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil dan menggunakan lembar
kegiatan atau perangkat pembelajaran untuk menuntaskan materi pelajaran melalui
diskusi.
Tujuan kelompok siswa
kooperatif adalah untuk membuat setiap
anggotanya merasa kuat. Siswa belajar
bersama sehingga mereka kemudian mampu
mencapai kecakapan yang tinggi. Menurut Rasyid jelas bahwa pembelajaran
kooperatif bersifat lebih kompleks dibandingkan dengan situasi belajar
kompetitif dan individualistik, karena siswa harus melaksanakan secara
bersamaan dalam tugas mempelajari subjek
materi pelajaran dan dalam tim kerja
secara efektif didalam kelompok.
Menurut Gole dan Chan (1990)
ada empat prosedur effective cooperation learning yaitu : (1)
take and give (saling memberi dan
menerima, (2) Waiting terms (menunggu
giliran), (3) contributing ideas
(sumbangan ide-ide), (4) Listening to
suggestion (mendengar saran-saran). Kariman (2002) menyatakan belajar
secara koperatif akan mengahasilkan prestasi, kerjasama dan penyesuaian
psikologis yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan metode pembelajaran
yang lain dalam mengukur variabel hasil.
Penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif banyak manfaatnya bila di bandingkan dengan
pembelajaran yang lain. Johnson (1998) dikutip Gole dan Chan (1999)
mengemukakan alasan penggunaan pembelajaran kooperatif antara lain adalah
strategi belajar siswa dapat dilakukan secara: (a) secara koperatif, (b) secara
kompetitif,dan (c) prestasi perseorangan.
Situasi kompetitif sangat berbeda dengan situasi koperatif, pada situasi belajar kompetitif sasaran
belajar hanya dapat dicapai oleh satu atau beberapa orang saja, sedangkan
situasi belajar koperatif terdapat hubungan yang tidak menguntungkan dalam
mencapai tujuannya jika siswa dalam kelasnya gagal mencapai tujuan evaluasinya.
Yang kemudian mengakibatkan siswa harus bekerja keras agar lebih baik dari
teman kelasnya, atau siswa akan merasa putus asa karena ia merasa tidak
memiliki kepercayaan diri untuk menang dalam persaingan. Dalam situasi
individual, siswa berusaha sendiri untuk mencapai tujuan yang tidak ada
hubunganya dengan teman kelasnya. Prestasi siswa pada situasi belajar ini tidak
didasarkan atas siswa lainya yang situasi ini difokuskan atas keinginan dan
keberhasilan individu serta mengabaikan kesuksesan dan kegagalan orang lain.
Roger dan David Johnson yang
dikutip Lie (2002) mengatakan bahwa
tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim (2000) adalah :
- siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama,
- siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri,
- Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama,
- Siswa haruslah membagi tugas dan bertanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya,
- Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok,
- siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan untuk belajar bersama dalam proses belajarnya, dan
- siswa akan diminta akan mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Menurut Ibrahim (2000)
pembelajaran kooperatif terdiri dari : (1) Student
Teams Achievment Division (STAD): (2)
Jigsaw, dan (3) Investigasi Kelompok (IK). Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan diatas maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksudkan strategi pembelajaran kooperatif
adalah suatu strategi pembelajaran yang sifatnya membelajarkan siswa secara
berkelompok dan kerja sama dalam menyelesaikan tugas dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Secara khusus untuk membedakan strategi pembelajaran kooperatif dengan strategi
lain adalah kepada penekanan untuk membelajarkan siswa atau keaktifan siswa,
belajar dan bekerja sama, terbentuknya interaksi, tanggung jawab individu dan
kelompok, dan ketergantungan positif untuk saling membantu dan memberi
informasi dalam kelompok belajar yang ini akan lebih cendrung mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Dimiyati dan Mudjiono.
(1999). Belajar dan Pembelajaran.
Gagne, R.M. (1989). Kondisi Belajar
dan Teori Pembelajaran (terjemahan Munardi).
Gole, P.G. dan Chan. L.K.S. (1990). Methodes
and Strategies for Special Educational.
Kariman, T.M. (2002). Strategi Pembelajaran Abad 21.
Lie,A. (2002). Cooperatif Learning.
Mansyur.(1995). Strategi Belajar
Mengajar.
Ratna.W.D.(1991) Teori-Teori Belajar,
Reigeluth,C.M. (1983). Intructional
Design Theoris and Models An Over Eiew of Their Current Situs,
Sudjana, N. (2000) Strategi Belajar Mengajar,
Sudjana. 1992. Metoda Statistika.
Suriasumantri, Jujun S.
(2001). Ilmu Dalam Persfektif Sebuah
Kumpulan tentang Karangan Hakekat Ilmu.
UU.No 20. Tahun 2003.
Sistem Pendidikan Nasional.
UU.No.20. Tahun 2005.
Sistem Pendidikan Nasional.
0 Komentar